KOMPAS.com - Makan enak, jarang olahraga, cepat
bikin berat badan naik. Lucunya ketika ingin menurunkan berat badan,
kita pun ingin cara yang enak. Kalau bisa, tak usah diet ketat dan tak
perlu olahraga. Mana mungkin?
Mungkin saja. Bahkan menurut Dr
Caroline Apovian, pencipta program The Overnight Diet,
Anda bisa
menurunkan sekitar 4 kg dalam seminggu ketika Anda sedang tidur.
Asyiknya lagi, Anda masih bisa menikmati makanan kesukaan Anda.
Meskipun
namanya Overnight Diet, program ini tidak diciptakan dalam semalam.
Dokter yang juga Direktur Manajemen Nutrisi dan Berat Badan di Boston
Medical Centre itu
menghabiskan 25 tahun untuk mempersiapkan dan menguji coba program perencanaan makan ini pada klien.
Diet
ini dibagi dalam dua bagian :
1) Untuk
satu hari dalam setiap minggu Anda
tidak makan dulu, dan sebagai gantinya
mengonsumsi tiga smoothies
yang diperkaya nutrisi. Minuman ini membantu mempercepat penurunan
berat badan, dan dirancang untuk mengurangi produksi hormon insulin
(yang menyebabkan lemak tersimpan di area perut) secara dramatis ketika
Anda tidur malam. Dengan kata lain,
smoothies tersebut
disiapkan untuk membakar lemak di area perut dan pinggul. Selain itu,
ketika produksi insulin berkurang, kelebihan air dalam tubuh juga
terbuang.
2) Kemudian,
untuk enam hari lainnya Anda mengikuti
program makanan sehat yang berpusat pada penyediaan protein tanpa lemak
(daging sapi, ikan, telur) untuk memberi makan otot-otot, dan memberi
energi pada tubuh sehingga Anda tetap berada dalam moda pembakaran
lemak.
Selama hari-hari tersebut Anda
diperbolehkan makan
buah-buahan dan sayuran yang kadar karbohidrat dan kalorinya rendah
(seperti brokoli, kubis, wortel, bayam, mentimun, buncis, dan lain-lain)
sebanyak Anda suka. Anda juga bisa menikmati dua porsi yogurt rendah
lemak, susu tanpa lemak atau keju, tiga porsi kecil makanan jenis
serealia, 100 gr sayuran berkarbohidrat seperti kentang, dan empat
sendok makan alpukat, minyak zaitun, mayones rendah lemak,
kacang-kacangan, atau biji-bijian. Anda juga boleh minum kopi, atau
teh.
Setelah satu minggu, siklus tujuh hari ini dimulai lagi dengan satu hari hanya mengonsumsi
smoothies. Tujuannya untuk memperoleh kembali proses pembakaran lemak dan memicu penurunan berat badan dalam semalam.
Kunci
keberhasilan diet ini menurut Dr Apovian adalah karena dirancang secara
khusus untuk melindungi otot-otot terbuang sia-sia saat Anda mengurangi
porsi makan. Kita akan kehilangan otot seiring bertambahnya usia
(sekitar 1 persen setiap tahun sejak usia 30), dan berdiet akan
memperparah kondisi tersebut.
Ketika tubuh mendeteksi pengurangan
asupan makanan dalam jumlah besar, tubuh akan segera bergantung pada
otot untuk mendapatkan pasokan energi. Tubuh Anda mungkin menjadi lebih
kurus, tapi juga lebih lemah dan menggelambir. Kemudian ketika Anda
menghentikan diet, berat badan akan kembali naik (terjadai pada 95
persen pelaku diet) dalam bentuk lemak, bukan otot.
Dr Apovian
menambahkan, jumlah otot kering pada tubuh juga merupakan salah satu
kunci yang memengaruhi tingkat metabolisme Anda (seberapa cepat Anda
membakar kalori). Makin banyak otot kering yang Anda miliki, semakin
baik tubuh Anda dalam membakar energi. Semakin sedikit otot kering,
semakin lambat metabolisme Anda.
"Penggantian nutrisi yang
kurang baik dari banyak diet bisa memicu tubuh untuk menggerus otot
untuk energi," jelas Dr Apovian. "Anda kehilangan berat badan, tapi
otot-otot melemah dan tingkat metabolisme Anda melambat. Proses ini
disebut 'sindrom penyusutan otot' dan itulah alasan utama mengapa banyak
diet yang gagal."
Nah, Overnight Diet ini diyakini bekerja
dengan metode yang berbeda karena sudah didesain untuk mempertahankan
otot-otot sambil memberantas bagian yang menggelambir. Dengan cara
tersebut, pasien-pasiennya biasanya turun 4 kg dalam minggu pertama (dan
setiap minggu setelahnya) tanpa harus merasa kelaparan atau ngidam
makanan tertentu.
Anda berminat mencobanya?